Jumat, 14 September 2012

LAPORAN PENDAHULUAN APPENDIKSITIS

2.1 Pengertian Appendiksitis merupakan kondisi dimana terjadi infeksi di umbai cacing atau usus buntu. Apendiksitis adalah radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum yang disebabkan oleh fekalit (masa keras dari feces), tumor atau benda asing dalam tubuh dan juga parasit E. Histolytica. 2.2 Etiologi Penyebab dari Appendiksitis dapat ditimbulkan oleh beberapa hal diantaranya adalah : • Fekalit atau masa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat. • Tumor apendiks • Cacing ascaris • Erosi mucosa apendiks • Hiperplasia jaringan limfe. • Hiperflasia folikel limfoid. • Benda asing. • Striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya. • Neoplasma. • Parasit 2.3 Patofisiologi 2.4 Manifestasi Klinis Tanda dan gejala dari apendiksitis adalah sebagai berikut : • Kram didaerah periumbilikus menjalar ke kuadran kanan bawah • Anoreksia • Mual muntah • Demam ringan diawal penyakit • Nyeri • Malaise • Spesme otot dinding abdomen • Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali • Konstipasi • Diare • Disuria • Iritabilitas 2.5 Komplikasi • Perforasi. • Peritonitis. • Infeksi luka. • Abses intra abdomen. • Obstruksi intestinum. 2.6 Penatalaksanaan Medis Berikut ini adalah beberapa penanganan yang dlakukan pada pasien denagan apendiksitis yaitu: • Melakukan pembedahan untuk mengurangi perforasi • Pemberian antibiotik • Pemasangan IV line untuk pemudahan pemberian obat –obatan dan nutrisi yang diberikandan • Pemberian analgesik • Mengajarkan dan melatih batuk efektif • Anjurkan puasa makan dan minum sebelum operasi selama 6 – 8 jam • Pemasangan NGT untuk pemberian nutrisi • Anjurkan klien untuk tidur pada posisi nyaman (miring dengan menekuk lutut kanan). • Kompres es pada daerah sakit untuk mengurangi nyeri. • Beri posisi semi fowler atau ½ duduk untuk mengurangi penyebaran infeksi pada abdomen. 2.7 Penatalaksanaan Keperawatan. 2.7.1 Pengkajian a. Identitas b. Riwayat penyakit sekarang Klien dengan post appendiktomy mempunyai keluhan utama nyeri yang disebabkan insisi abdomen. c. Riwayat penyakit dahulu Meliputi penyakit apa yang pernah diderita oleh klien seperti hipertensi, operasi abdomen yang lalu, apakah klien pernah masuk rumah sakit, obat-abatan yang pernah digunakan apakah mempunyai riwayat alergi dan imunisasi apa yang pernah diderita. d. Riwayat penyakit keluarga keluarga yang pernah menderita penyakit diabetes mellitus, hipertensi, gangguan jiwa atau penyakit kronis lainnya uapaya yang dilakukan dan bagaimana genogramnya. e. Pola Fungsi Kesehatan • Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol dan kebiasaan olah raga (lama frekwensinya), bagaimana status ekonomi keluarga kebiasaan merokok dalam mempengaruhi lamanya penyembuhan luka. • Pola Tidur dan Istirahat Insisi pembedahan dapat menimbulkan nyeri yang sangat sehingga dapat mengganggu kenyamanan pola tidur klien • Pola Aktivitas Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri luka operasi, aktivitas biasana terbatas karena harus bedrest beberapa waktu setelah pembedahan 2.7.2 Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan darah rutin b. Pemeriksaan foto abdomen 2.7.3 Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dengan kasus apendiksitis  Pre Operasi - Nyeri akut b.d proses penyakit - Ketidak seimbangan Nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d mual muntah dan anoreksia  Post Operasi - Nyeri b.d terputusnya inkontuinitas jaringan - Resiko kekurangan volume cairan b.d asupan cairan yang tidak adekuat Pre Operasi Dx I. Nyeri akut b.d proses penyakit. Tujuan :Nyeri dapat berkurang atau hilang. Kriteria Hasil : • Nyeri berkurang • Ekspresi nyeri lisan atau pada wajah • Kegelisahan atau keteganganotot • Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 0-10. • Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai kenyamanan. Intervensi • Lakukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan, factor presipitasinya. • Observasi ketidaknyamanan non verbal. • Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara: masase, perubahan posisi, berikan perawatan yang tidak terburu-buru. • Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan. • Anjurkan pasien untuk istirahat. • Libatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak. • Kolaborasi medis dalam pemberian analgesic. Dx II. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,muntah, anoreksia. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nutrisi pasien adekuat. Kriteria Hasil : • Mempertahankan berat badan. • Toleransi terhadap diet yang dianjurkan. • Menunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi. • Turgor kulit baik. Intervensi • Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. • Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan. • Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya. • Minimalkan faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah. • pertahankan higiene mulut sebelum dan sesudah makan. Post Operasi Dx. I. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang atau hilang. Kriteria Hasil : • Nyeri berkurang • Ekspresi nyeri lisan atau pada wajah • Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 0-10. • Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai kenyamanan. Intervensi • Lakukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan. • Observasi ketidaknyamanan non verbal • Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara: masase, perubahan posisi, berikan perawatan yang tidak terburu-buru. • Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan. • Anjurkan pasien untuk istirahat dan menggunakan tenkik relaksai saat nyeri. • Libatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak. • Kolaborasi medis dalam pemberian analgesic. Dx II. Resiko kekurangan volume cairan b.d asupan cairan yang tidak adekuat. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keseimbangan cairan pasien normal dan dapat mempertahankan hidrasi yang adekuat. Kriteria Hasil : • Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal. • Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal. • Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, turgor kulit, membran mukosa lembab. • Tidak ada rasa haus yang berlebihan. Intervensi • Pertahankan catatan intake dan output yang akurat. • Monitor vital sign dan status hidrasi. • Monitor status nutrisi • Awasi nilai laboratorium, seperti Hb/Ht, Na+ albumin dan waktu pembekuan. • Kolaborasikan pemberian cairan intravena sesuai terapi. • Atur kemungkinan transfusi darah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar