Jumat, 14 September 2012
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997).
Menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHG dinyatakan sebagai hipertensi; dan di antara nilai tsb disebut sebagai normal-tinggi. (batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun).
B. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
o Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
o Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.
o Stress Lingkungan.
o Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
2) Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
C. Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diteruskan ke seljugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.
Pohon masalah
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis pada klien dengan Hipertensi adalah Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg ,Salah satu tanda dan gejala yang ditemukan hipertensi adalah peningkatan tekanan darah.
Gejala yang sering ditemukan :
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
2. Sakit kepala
3. Epistaksis
4. Pusing / migrain
5. Rasa berat ditengkuk
6. Sukar tidur
7. Mata berkunang kunang
8. Lemah dan lelah
9. Muka pucat
10. Suhu tubuh rendah
E. Komplikasi
Komplikasi dari hipertensi, yaitu :
1. Pada ginjal dapat menyebabkan gangguan struktur penyaring ginjal dimana penderita dapat mengalami cuci darah.
2. Pada Jantung dapat mengakibatkan pembesaran dinding vertical jantung yang akan menggangu pompa jantung sehingga jantung tidak dapat bekerja optimal akan mengakibatkan gagal jantung seumur hidup.
3. Pada otak penderita hipertensi akan mengalami gangguan berupa sumbatan atau pendarahan otak yang dapat mengakibatkan penderita meninggal.
4. Kerusakan pada masa yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, dan
5. Stroke
Pola hidup sehat yang harus dilakukan untuk pencegahan hipertensi
1) Monitoring , mengukur tekanan darah secara berkala
2) Konsumsi makanan sehat, makanan yang alami
3) Minum air putih
4) Konsumsi sayuran dan buah
5) Minum susu
6) Berolahraga.
Adapun hal –hal yang harus diperhatikan untuk mencegah komplikasi hipertensi adalah:
1) Memeriksa tekanan darah secara rutin
2) Mengkonsumsi obat secara rutin
3) Berolah raga.( A – C )
F. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1) Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2) Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
a) Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
b) Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
c) Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
a) Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
b) Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
c) Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
d) Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
e) Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
f) Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
g) Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
G. Penatalaksanaan Keperawatan
Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat
o Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
o Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
o Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
o Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
o Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
o Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
o Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
e. Makanan/cairan
o Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic.
o Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
o Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
o Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
o Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
h. Pernafasan
o Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
o Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
o Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
Diagnosa yang muncul
1) IntoleransiAktivitasberhubungandengankelemahanumum
Tujuan (NOC):
Klien mentoleransikan aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukkan dengan daya tahan, penghematan energi, dan perawatan diri, aktivitas kehidupan sehari-hari (AKSI).
Kriteria evaluasi:
1. Mengidentifikasikan aktivitas atau situasi yang menimbulkan kecemasan yang berkontribusi pada intoleransi aktivitas.
2. Berpertisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan yang memadai pada denyut jantung.
3. Mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang kebutuhan okisigen, pengobatan, atau peralatan yang dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas
Intervensi (NIC):
Terapi aktivitas
Pengelolaan energi
Aktivitas keperawatan:
1) Kaji respons emosi, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas
2) Tentukan penyebab keletihan
3) Pantau respons kardiorespiratori terhadap aktivitas
4) Pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan sumber-sumber energi.
2) Mualberhubungandenganstimulasidarimekanismeneurofarmakologi
Tujuan (NOC):
o Menunjukkankeseimbangancairan
o Menunjukkan status nutrisi: asupanmakanandancairan
Kriteriaevaluasi :
1. Klienakanmelaporkanterbebasdarimual
2. Klienakanmengidentifikasitindkan yang dapatmenurunkanmual
Intervensi (NIC):
o Penatalaksanaancairan
o Pemantauancairan
o Pemantauannutrisi
Aktivitaskeperawatan:
1. Pantaugejalasubjektifmualpadaklien
2. Pantaujumlah, kuantitas, danberatjenis urine
3. Pantau turgor kulit
4. Pantauasupankaloridanmakananpantauadanyapeningkatanataupenurunanberatbadan
3) Penurunancurahjantungberhubungandengannyeri dada
Tujuan (NOC):
• Menunjukkancurahjantung yang memuaskan, dibuktikandengankeefektifanpompajantung, status sirkulasi, perfusijaringan(organ abdomen), perfusijaringan (perifer).
• Menunjukkan status sirkulasi
Kriteriaevaluasi :
1) Mempunyaiindeksjantungdanfraksiejeksi
2) Mempunyaihaluaran urine, beratjenis urine, blood urea nitrogen(BUN) dankreatinin plasma
3) Mempunyaiwarnakulit yang normal
4) Menunjukkanpeningkatantoleransiterhadapaktivitasfisik
5) Menggambarkan diet, pengobatan, aktivitas, danbatasan yang diperlukan
Intervensi (NIC):
Perawatanjantung
Perawatanjantung, akut
Perawatansirkulasi: alat bantu mekanis
RegulasiHemodinamik
Penatalaksanaansyok: jantung
AktivitasKeperawatan :
1) Kajidandokumentasikantekanandarah, adanyasianosis, status pernapasan, dan status mental.
2) Pantaudenyutperifer, waktupengisiankapiler, dansuhusertawarnaekstremitas
3) Pantauresistensisistemikdan vascular paru, dengantepat
4) Evaluasiresponklienterhadapterapioksigen.
4) Nyeriakutberhubungandenganagensinjurikimia
Tujuan (NOC):
Menunjukkannyeri :efekmerusak, di buktikandengan indicator berikut( sebutkannilainya 1-5 : ekstrem, berat, sedang, ringan, atautidakada).
Menunjukkantingkatnyeri, buktikandengan indicator berikutini( sebutkannilainyaekstrem, berat, sedang, ringan, atautidakada).
Kriteriaevaluasi :
1. Menunjukkanteknikrelaksasisecara individual yang efektifuntukmencapaikenyamanan
2. Mempertahankantingkatnyeripadaataukurang (skala 0-10)
3. Melaporkankesejahteraanfisikdanpsikologis
4. Mengenalifektorpenyebabdanmenggunakantindakanuntukmencegahnyeri
5. Melaporkannyeripadapenyediaperawatankesehatan
6. Menggunakantindakanmenguranginyeridengananalgesikdannonanalgesiksecaratepat
Intervensi (NIC):
Pemberiananalgesic :penguranganagens-agensfarmakologiuntukmengurangi/menghilangkannyeri.
Sedarisadar :pemberiansedatif, memantauresponpasien, danpemberiandukunganfisiologis.
Penatalaksanaannyeri :meringankanataumenguranginyerisampaipadatingkatkenyamanan yang dapatditerimaolehpasien.
Bantuananalgesik yang dikendalikanolehpasien.
Aktivitaskeperawatan:
1) Gunakanlaporandarikliensendirisebagaipilihanpertamauntukmengumpulkaninformasipengkajian
2) Memintaklienuntukmenilainyeri/ketidaknyamananpadaskala 0-10
3) Gunakanlembaralurnyeriuntukmemantaupengurangannyeri
4) Kajidampak agama, budaya, kepercayaandanlingkunganterhadapnyeridanresponklien.
5) Ansietasberhubungandenganancamanatauperubahanpada status kesehatan
Tujuan (NOC):
o Ansietasberkurangditunjukkandenganmenunjukkan control agresi, control ansietas, koping, control impuls, pemahamanmultilasidiri, daninteraksi social.
o Menunjukkan control ansietas
KriteriaEvaluasi:
1) Meneruskanaktivitas yang dibutuhkanmeskipunadakecemasan
2) Tidakmenunjukkanperilakuagresif
3) Mengkomunikasikankebutuhandanperasaan negative secaratepat
Intervensi (NIC):
o Penguranganansietas
Aktivitaskeperawatan:
1) Kajidandokumentasikantingkatkecemasanklien
2) Selidikidengankliententangteknik yang telahdimilikidanbalumdimiliki
3) Sarankanterapi alternative untukmengurangiansietas yang di terimaolehklien
4) Ciptakanlingkungan yang tenang
6) Gangguanpolatidurberhubungandenganansietas
Tujuan (NOC):
Pasienmenunjukkantidur, ditandaidengan indicator berikut (sebutkannilainya 1-5 :ekstrem, berat, sedang, ringan, atautidakadagangguan).
KriteriaEvaluasi:
o Mengidentifikasitindakan yang dapatmeningkatkantiduratauistirahat
o Menunjukkankesejahteraanfisikdanpsikologi
Intervensi (NIC):
Peningkatantidur :fasilitasisiklustidurataubangun yang teratur.
Aktivitaskeperawatan :
o Bantu klienmengidentifikasi factor-faktor yang mungkinmenyebabkankurangtidur
o Yakinkankembaliklienbahwairitabilitasdanperubahan mood adalahkonsekuensiumum yang menyebabkandefrivasitidur
Daftarpustaka
Wilkinson, M. Judith. (2007). BukuSaku Diagnosis Keperawatanedisi 7. Jakarta. PenerbitBukuKedokteran(EGC).
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta. EGC. 2002
http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-darah-tinggi-hipertensi.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar